nama saya gede sindu, sya lahir dari keluwarga sederhana, dan besar di desa tianyar. desa tianyar salah satu desa terbesar di kecamatan kubu yang penduduk nya cukup banyak dan juga terkenal dengan pasar tradisonal nya, PASAR TUKADELING. Nah dari sinilah timbul sumber masalah kebersihan pantai sampah pelastik dari pasar maupun masyarakat pesisir pantai yang SANGAT SANGAT KURANG SADAR AKAN BAHAYANYA SAMPAH PELASTIK BUAT BIOTA LAUT dan saya sendiri beserta didikan dari orang tua saya yang mengajarkan betapa penting nya menjaga kebersihan pantai karna banyak juga umat hindu yg sering sembahyang di pantai saya membuat kelompok organisasi yang sudah sah di desa tianyar dengan nama STT SANCAYA DWIPAYANA grop ini sya buat untuk membantu program di desa tianyar termasuk menjaga kebersihan pantai tianyar. orang orang di desa tianyar belum paham dan mungkin tidak tau bahayanya sampah pelastik dan banyak orang yang tidak peduli terhadap sampah pelastik, untuk pemerintah di bali sudah melakukan pembersihan pantai namun belum sampai ke desa desa terutama desa tianyar terimakasi atas wwf sudah mau mendengarkan dan semoga ada tindakan dari pihak masyarakat dan pemerintah kami #Bali bersih#Bali santi #Bali tianyar 🙏🙏🙏
I’m so proud to work everyday alongside the fishermen group ‘Yowana Bhakti Segara’ (Youth Who Protect Their Ocean). This very wise group of fishermen have had such a positive change on the coastline here in Tianyar. Over the last year and a half, our fishermen have been working so hard to transform a previously destroyed area of coral reef, to a healthy and biodiverse artificial reef. This conservation and restoration zone is now a marine protected area, proudly enforced by our local fishermen...it still makes me laugh to hear the shouts and hoots as they kick ‘unaware’ fishermen out of the marine protected area. I’m proud to see how their mind set has changed. It’s inspiring to see that they really do want to Protect Their Ocean.